12.9.10

Belanda Tuan Rumahi Pertunjukan Perdana Opera Klingon

Pertunjukkan perdana Opera Klingon versi lengkap berlangsung di Den Haag, akhir pekan ini, saat dunia sedang memperingati serangan terhadap World Trade Centre sembilan tahun lalu. Apa yang bisa dikatakan sebuah lakon opera manusia asing dari serial Star Trek, dinyanyikan dalam bahasa buatan, tentang dunia pasca 11 September?
Lebih dalam dari yang Anda mungkin bayangkan.
Dilihat sepintas, mempertontonkan opera Klingon pada peringatan kesembilan serangan terhadap World Trade Centre di New York bukanlah hal yang mengundang rasa senang. Klingon adalah kaum cinta perang dan penuh kekerasan.
Pelajaran Penting
Tapi bagi Floris Schönfeld, otak kreatif di belakang opera Klingon berjudul "U" (Simbol Klingon untuk universal), operanya memiliki pelajaran yang sangat penting bagi dunia pasca 11 September: pemahaman akan budaya lain.
"Jika kita dapat memahami Klingon, dan mereka bisa memahami kita, maka tak ada lagi yang bisa kita perdebatkan di muka bumi ini."
Trekkie
Schönfeld mencoba menjelaskan maksudnya melalui contoh. Karena dia bukan Trekkie (penggemar berat Star Trek, red), ia menghabiskan dua tahun terakhir melakukan penelitian mendalam untuk memahami budaya Klingon. Dia ingin sekali operanya diterima di antara para fans serial, khususnya di antara mereka yang menamai diri mereka "terranized Klingon", atau Klingon yang berdomisili di bumi.
Namun Schönfeld tidak berhenti sampai di situ. Dia bahkan mengambil risiko yang lebih besar lagi dengan mengirimkan undangan pertunjukan akhir pekan ini kepada markas planet Klingon di bumi, Kronos (dia membuat undangannya dalam versi film pendek http://www.youtube.com/watch?v=93X_isUHFeI&feature=player_embedded). Harap dicatat, kaum Klingon di bumi adalah kritikus paling sengit.
Realitas dan fiksi
Dalam karyanya, Schönfeld suka menyilangkan antara realitas dan fiksi. Dia juga terus melakukan hal ini selama wawancara. Saya bertanya kepada produser opera, Hanna Boender, dari teater Zeebelt di Den Haag; apakah semua keanehan yang menyelimuti peluncuran premier opera Klingon tidak membuatnya berpikir dua kali sebelum memberikan tempat di teaternya.
Boender: "Beberapa waktu lalu pihak kota praja berkata bahwa kami harus meningkatkan visibilitas kami. Nah, coba saya tanya, apa opera semacam ini masih kurang jelas dan terbuka juga?"
Alternatif
Zeebelt adalah teater kecil, yang mendukung pertunjukkan seni alternatif. Boender setuju jika pertunjukkan perdana opera Klingon dianggap sebagai seni alternatif. Tapi menurutnya, operanya sendiri tidak hanya menyenangkan untuk didengarkan, tapi kualitasnya juga cukup baik.
Alur cerita opera diambil dari kisah Klingon di salah satu film Star Trek dan menyadur mitos Yunani secara bebas. Kahless ''yang tak terlupakan'' berusaha memperbaiki kehormatan keluarga setelah saudara laki-lakinya membunuh ayah mereka.
Instrumen Klingon menyertai penampilan penyanyi, menerapkan prinsip pertempuran musikal Klingon. Keindahan bisa kita lihat dalam benturan yang diberikan oleh kekuatan lawan.
Laris Manis
Tiket malam pembukaan di teater berkapasitas 90 kursi telah terjual habis. Marc Ghijsels termasuk salah satu pembelinya. Ghijsels adalah humas kelompok penggemar Star Trek Belanda, Flying Dutch Star. 600 anggotanya melihat dunia melalui perspektif Star Trek. Hanya beberapa anggota saja yang kerap tampil di muka umum mengenakan kostum Star Trek. Seperti dikatakan Ghijsels, bahkan bagi para Trekkies sekalipun, pengaruh budaya Belanda untuk berprilaku sederhana masih berlaku.
Ghijsels bangga bahwa pertunjukkan perdana di dunia, atau ehmm, lebih tepatnya pertunjukkan perdana opera Klingon di alam semesta, mengambil tempat di Belanda. Dia berharap opera dapat memberi pelajaran akan cara menanggapi serangan teroris seperti yang terjadi tanggal 11 September 2001. Semua makhluk di Star Trek menghormati semua bentuk kehidupan yang ada. Menghormati budaya orang lain adalah bagian dari itu.
Samurai
Floris Schönfeld setuju. Dia ingin operanya membuat orang berpikir tentang kekerasan dengan cara baru. Kekerasan Klingon terjadi dalam kode etik yang ketat, yang diekspresikan oleh pepatah; "qa' wIje 'meH masuv", kita berjuang untuk memperkaya sukma. Sebuah etika yang dipinjam dari para pendekar Samurai Jepang, dan memang benar-benar beradab.
Lagipula, apa lagi yang menunjukkan pemahaman lebih dalam daripada orang-orang yang ingin memperkaya jiwa mereka sembari berdandan dalam kostum lucu dan berbicara dalam bahasa buatan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar